Friday, April 28, 2017

When Thor Sent You a Book

It has been 2 weeks since our last conversation - sixteen days, to be precised- . It was ended not so well. Seperti biasa, ada masa-masa dimana kita membahas topik yang idenya sebenernya ngga penting. Tapi karena membahasnya terlalu serius, terlalu dipikirkan, terlalu dalam, jadi penting. Jadi penting bukan topiknya (atau mungkin topiknya sedikit penting), tapi apa yang muncul setelah satu sama lain saling berpendapat, lalu salah satu dari kita, atau kita berdua saling merasa offended. Lalu tersinggung, lalu berurai air mata - diketahui atau pun tidak -, lalu marah - pada diri sendiri atau pun pada satu sama lain -, dan lalu menghindar, menghilang, to avoid more damages.

Aku yang mulai ngubungin lagi, karena ada sesuatu yang menurutku mungkin penting buat diinformasikan ke Dia. Tapi masih dengan suasana pembicaraan yang canggung, kurang bersahabat, dan kurang menyenangkan. Pembicaraan selanjutnya mengalir natural, ngga banyak basa-basi, mostly to the point. Tapi  menurutku, saat itu duduk perkara sudah jelas dan sudah selesai, walaupun akhir pembicaraannya singkat, jelas, dan padat.

Aku ngga pernah dapat kabar apapun lagi dari Dia setelah itu. Satu hari, dua hari. Aku pikir biasa, mungkin Dia sibuk. Seperti hari-hari sebelumnya, Dia memang jaraaang banget mulai ngubungin duluan - yang jadi alasan aku suka pura-pura (ataupun beneran) ngambek -. Tapi setelah 3 hari, 4 hari, kita belum juga bertukaran kabar, aku langsung ngerasa ini ngga biasa. Tapi aku ngga sanggup menebak-nebak karena apa. Akhirnya aku coba menghibur diri dengan berpikiran positif kalo dia mungkin sedang sibuk, dan pura-pura biasa aja ngga ada kabar-kabaran begini.

I posted some updates on my twitter so he knows that I am alright, at least if he wants to know. I missed him, sesekali kalo lagi sendirian di kamar dan bengong. Dasarnya aku anaknya keras  kepala, "he will contact me if he feels like he want to". And here we are, don't speak to each other until now ^^;. We are grown-up man and woman, kayanya ngga jamannya lagi kecarian "kamu dimana? apa kabarnya? kok ngga pernah ngabarin?", ya?

I admit that I've been trying to get his attention, or been looking for any updates on his actual condition. Lucu ya? Kaya anak SMP, bukan langsung nanya aja ^^; . Tapi ngga tau deh, rasanya kaya mungkin ini yang bagusnya. Mungkin memang lagi perlu jarak. I don't really know for sure.

The awkward moment was when my mother asked something about his actual condition but I didn't know what to answer. Hahaha.. Secara ngga ngobrol cyin udah semingguan lebih.

Tanggal 14 April, aku berangkat ke Lhokseumawe sama mamak-bapak. Bapak nyetir, berangkatnya mendadak karena ada undangan nikah di Banda Aceh. Besoknya ke Banda Aceh, pagi-pagi banget, yang nyupir Om Saiful. Pas perjalanan pergi, seperti biasa, berada di antara orang-orang yang lebih tua itu jadi banyak banget pembahasan. Trus, bapak ngomong begini,"Akhir zaman ini, waktu cepat sekali berlalu. Sebentar aja udah bulan segini, sebentar aja udah mau puasa lagi, sebentar lagi udah tanggal 8 Juli", aku jadi yang langsung "deg" gitu ya ^^; Hari itu juga kami langsung balik lagi ke Lhokseumawe. Sekitar seminggu aku sama orangtua di Lhokseumawe. Keponakanku yang lucu imut-imut jadi pelipur lara lah, dan buat sementara aku bisa lupain kalo aku lagi kangen sama seseorang yang sedang ngga aku tau gimana kabarnya.

Akhirnya balik ke Medan, karena ada undangan pernikahan juga yang mau dihadiri. Aku selalu duduk di kursi depan, di samping bapak kalo perjalanan jauh begini karena umi ga berani duduk di depan, jantungan si bapak ngebut banget. Hehe.. Di tengah perbincangan, bapak nanya,"Kamu udah pernah baca Surat-Surat Kepada Karen, Din?". Aku bilang belom. Trus bapak bilang,"Baca lah, bagus tuh bukunya. Terjemahan, isinya surat-surat bapaknya buat si Karen, si Karen ini mau menikah". Ini "deg" ku yang kedua dalam minggu itu. Aku ngerasa emang bentar lagi banget aku jadi anak gadisnya bapak dan mamak. Hehehe..

Sampe di Medan, aku langsung browsing buku yang direkom sama bapak. Ya Allaaah, deskripsinya itu ya bikin aku gimaanaa gitu, "A Father's Advice on Keeping Love in Marriage" ^^; . Tapi itu buku keluaran udah lamaaa banget, 1965, aku bahkan belum ada rencana dilahirin, hahaha.. Coba googling, dimana bisa beli. Sampe ngetweet, mana tau dapat clue dari temen-temen yang doyan baca buku.

Minggu ini juga di ICE BSD lagi ada bazaar buku Big Bad Wolf yang fenomenal itu. Aku sampe nitip nyariin sama kakakku yang emang rencana mau ke situ. Sayangnya ngga nemu ^^;. Kakakku sampe ngomong tumben bapak rekomin baca buku-buku an? Hehehe.. Trus baru aja kemaren kakakku ngirim link buat bisa beli buku itu di amazon dan baca gratis pake app kindle. Tapi aduhai ya aku gaptek, ngga kenal kindle2an, hahahaha.. Udah coba donlod, tapi ga berhasil ngedapetin bukunya.

Hari ini (kemarin ya kali, ini udh lewat tengah malam soalnya), seperti biasa. Kegiatanku seputar urusan rumah, basa-basi sama keluarga, main-main gangguin keponakan. Just like an ordinary day. Trus sorenya, aku baru aja turun dari kamar, trus ngeliat di lemari ruang tv ada paketan jne, iseng ngeliat paketnya buat siapa, karena aku memang lagi nungguin kiriman, tapi kalo dilihat dari ukurannya, kaya nya ngga mungkin itu barangnya.

- Dear Thor, thanks for the book :)
As you can see, paket ini keliatan mencurigakan, ukurannya kecil tipis, this must be a book! Yang bikin aku surprised waktu ngeliat paket ini ditujukan ke aku, dan pengirimnya itu loh. THOR. There's only one person who knows how much I like Thor, and only he who will bravely, shamelessly claim himself as Thor. Aku langsung terlonjak kaget, literally, trus histeris "Ha??? Ya ampuuun", sambil langsung ngambil paket itu, senyum dan nyaris ketawa sendiri, sampe kakak iparku ngomong,"kenapa din? apaaanya si dini niii.." Hahahaha..
Aku langsung ngebut masuk kamar, mataku udah berkaca-kaca, hati jangan tanya lagi, berbunga-bunga, tapi juga langsung mellow. 

Aku buka pelan-pelan bungkusnya. Dan tentereeeeeng...



This is the book guys! Liat ngga itu tampilannya, kaya komik jadul kan?? Memang keliatan banget umurnya begitu aku buka. And I am incredibly very happy ^^. Aku ngga tau Dia bisa dapat buku ini darimana, kayanya dari seseorang yang sebelumnya membeli buku ini tahun 1994. Tahun 1994! Aku baru umur 4 tahun loh! Hahaha.. I just feel very grateful
Aku belum mulai baca. Aku belum bilang paketnya udah aku terima. Aku belum bilang makasi. Aku ngga berani ngubungin Dia! Hahahahha T____T

You keep surprised me dear. You're still so sweet, even when we are not talking to each other. Now I know, that you've been following my tweets, haven't you? LOL. How are you? I miss you, so much :')